Rabu, 15 Juni 2011

Gerhana Bulan Total


Gerhana bulan total

Gerhana bulan total (GBT) adalah peristiwa dimana seluruh penampang bulan tertutupi oleh bayangan bumi. Peristiwa ini terjadi saat matahari – bumi – bulan berada dalam satu garis lurus sehingga sinar matahari yang mestinya menyinari bulan terhalang oleh bumi.

Bayangan bumi sendiri di bedakan menjadi 2 macam, yaitu penumbra dan umbra. Penumbra merupakan bayangan kabur disekitar umbra, sedangkan umbra adalah bayangan pusat atau inti yang gelap.

Penumbra dan umbra. Sumber: Wikipedia

Pada peristiwa gerhana bulan total, seluruh bagian bulan akan memasuki bayangan umbra. Meski demikian, bulan tak akan benar-benar gelap dan tak terlihat, melainkan masih sedikit bercahaya meski nampak suram berwarna merah kehitaman. Penyebabnya karena bumi memiliki atmosfer yang akan merefraksikan sinar matahari.


Di tahun 2011, diperkirakan akan terjadi 2 kali gerhana bulan total. Pertama pada 16 Juni 2011 dan berikutnya pada 10 Desember 2011. Kabar baiknya Indonesia dapat mengamati kedua peristiwa gerhana bulan total tersebut.

Gerhana bulan total pada 16 Juni 2011 nanti dapat diamati di sebagian besar Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia.

Peta daerah yang dilewat GBT 16 Juni 2011. Sumber: Wikipedia

Peristiwa gerhana bulan total dibagi menjadi beberapa tahapan atau fase menurut posisi bulan terhadap penumbra dan umbra. Berikut mengenai sistematik dan waktu tiap tahapan atau fase terjadinya gerhana bulan total pada 16 Juni 2011 nanti:
  • Penumbra 1 (P1) pukul 00:23 WIB. Bulan mulai masuk ke penumbra, bulan meredup, gerhana bulan dimulai.
  • Umbra 1 (U1) pukul 01:22 WIB. Bulan mulai memasuki umbra, bentuk bulan berubah sabit, gerhana bulan sebagian dimulai.
  • Umbra 2 (U2) pukul 02:22 WIB. Seluruh bagian bulan memasuki umbra, bulan menghilang, gerhana bulan total dimulai.
  • Puncak Gerhana Bulan Total pukul 03:12 WIB. Puncak gerhana bulan total, puncak bulan fase purnama.
  • Umbra 3 (U3) pukul 04:03 WIB. Bulan mulai keluar dari umbra, bulan kembali nampak, gerhana bulan total selesai.
  • Umbra 4 (U4) pukul 05:02 WIB. Seluruh bagian bulan keluar dari umbra, bulan kembali purnama, gerhana bulan sebagian selesai
  • Penumbra 2 (P2) pukul 06:02 WIB. Bulan keluar dari penumbra, bulan kembali terang, gerhana bulan selesai.
Di Indonesia sendiri, puncak gerhana bulan total dapat diamati di seluruh bagian Indonesia. Namun meski demikian, total fase atau tahapan gerhana yang dapat diamati tiap daerah berbeda-beda. Berikut rinciannya:
  • Indonesia bagian barat dapat mengamati seluruh fase gerhana bulan total, kecuali kontak penumbra terakhir sebelum akhirnya bulan terbenam.
  • Indonesia bagian tengah dapat mengamati gerhana bulan total hingga kontak umbra terakhir sebelum akhirnya bulan terbenam.
  • Indonesia bagian timur dapat mengamati gerhana bulan total hingga sesaat setelah puncak gerhana total berlangsung sebelum akhirnya bulan terbenam.
Gerhana bulan kali ini berdurasi fase gerhana total 1 jam 40 menit 52 detik, fase kontak umbra 3 jam 39 menit 58 detik dan fase kontak penumbra 5 jam 39 menit 10 detik.

Pada saat berlangsungnya gerhana bulan total, bulan berada di rasi Ophiuchus di langit sebelah barat dengan deklinasi -23.23°, diameter sudut 31.907' dan kecerahan -0.1 magnitudo.

Pengamatannya dapat dilakukan dengan atau tanpa alat bantu seperti teleskop dan binokuler. Seperti biasa, pengamatan dianjurkan berada di daerah minim polusi cahaya dengan medan pandang yang mengarah ke bulan tak tertutupi oleh apapun.

Bagaimana? Menarik bukan? Semoga langit cerah, selamat mengamati :)

Jumat, 10 Juni 2011

Endeavour, Pesawat NASA Kedua yang Dipensiunkan


Endeavour, Pesawat NASA Kedua yang Dipensiunkan
NASA
 
Misi pesawat ulang alik NASA, Endeavour, telah disudahi tepat pada 1 Juni kemarin. Endeavour mendarat dengan sukses di landasan Stasiun Antariksa Kennedy di Florida. Pendaratan tersebut mengantar Endeavour ke akhir karier antariksanya yang telah berlangsung selama 19 tahun.

Pesawat Endeavour menjadi pesawat kedua dari tiga pesawat antariksa Amerika yang akan dipensiunkan. Sebelumnya, pesawat Discovery pun mengakhiri periode tugas, sesudah menuntaskan misi ke-39 Maret lalu. Dan setelah ini perhatian tertuju pada Atlantis, yang bakal menuntaskan misi terakhirnya di 8 Juli 2011 mendatang. Misi pertama Atlantis sendiri adalah tahun 1985, saat pertama kali ia diluncurkan.

Selain ketiga pesawat itu, ada pula pesawat-pesawat terdahulu yaitu Challenger dan Columbia. Namun baik Challenger dan Columbia tidak dapat dianggap menyelesaikan misinya karena mengalami kecelakaan.

BBC World melansir bahwa AS mulai tahun ini mengakhiri misi pesawat-pesawat antariksasebab biaya operasi dirasakan mahal. Dana NASA untuk 2012 nanti ditengarai akan diinvestasikan bagi sistem penerbangan yang dapat membawa manusia ke orbital Bumi serta planet lain dalam kapsul atau roket, tak lagi mengandalkan pesawat seperti Endeavour.

Endeavour telah menempuh total jarak 122 juta mil dalam 25 kali penerbangan yang menghabiskan waktu selama lebih dari dua minggu di luar angkasa pada misi terakhir, mengantar detektor sinar kosmik senilai 2 miliar dolar AS dan suku cadang ke stasiun antariksa internasional (ISS). Kini Endeavour sudah dipersiapkan untuk dipamerkan di museum sains di Los Angeles.

Hujan di Matahari


Hujan di Matahari 
Lidah api matahari meletus pada Selasa (7/6) pagi.
Uniknya, letusan tidak menyebabkan lidah api ke angkasa, 
 melainkan kembali ke matahari, menciptakan hujan berbentuk mahkota.



Peneliti surya asal NASA Jack Ireland mengaku belum pernah melihat kejadian seperti ini. Letusan terbilang berukuran sedang, tetapi plasma yang mengandung magnet yang dilontarkan lidah api--disebut filamen--bisa berukuran 10 kali Bumi. Kejadian letusan itu terjadi dalam jangka waktu beberapa jam.

Filamen yang besar biasanya terlepas dari medan magnet matahari dan melewat ke luar angkasa. Demikian penjelasan dari ilmuwan NASA Alex Young. Hanya saja pada kejadian kali ini, filamen kembali ke matahari. "Kemungkinan tidak punya energi yang cukup," katanya.

Hujan plasma tidak jatuh tegak lurus ke matahari, tetapi mengikuti garis medan magnet yang tidak tampak. Beberapa material tertarik ke titik terang aktivitas magnetik, yang disebut area aktif. "Medan manget dari area aktif itu menarik plasma. Sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kata Young.

Kejadian itu terekam oleh Solar Dynamics Observatory milik NASA. Kejadian tersebut sendiri tidak akan berefek pada Bumi. "Tak perlu khawatir. Nikmati saja keindahannya," kata Young. (Sumber: Wired)

Pesawat Antariksa "Rumahan" Mengangkasa



Pesawat Antariksa "Rumahan" Mengangkasa
Copenhagen Suborbitals
 
Pesawat antariksa "rumahan" berhasil diterbangkan. Penerbangan singkat pada 3 Juni kemarin menjadi langkah besar bagi dunia penerbangan antariksa swasta.

Sekelompok sukarelawan asal Denmark berhasil meluncurkan pesawat Tycho Brahe setinggi 2,8 kilometer. Tujuan akhir mereka adalah mengirim pesawat ke ketinggian 160 kilometer, separuh jalan ke International Space Station. "Bagi kami sukses telah meluncurkan roket ke angkasa dan saya rasa kami sudah mencatat sedikit sejarah," kata Kristian von Bengston, pengembang roket Tycho Brahe.

Kristian von Bengston, dibantu oleh pengembang roket lain Peter Madsen membuat organisasi nirlaba Copenhagen Suborbitals. Mereka berusaha membuat pesawat antariksa berawak berukuran kecil. Saat uji coba, Tycho Brahe membawa satu awak, boneka uji.

Sampai saat ini, mereka sudah menghabiskan dana sekitar US$70,000. Semua dana mereka peroleh dari sponsor dan dana pribadi. "Dana yang sedikit," kata Charles Lurio, konsultan penerbangan antariksa independen yang juga penulis dan editor The Lurio Report, newsletter yang melacak perkembangan penerbangan antariksa.

Jika pada uji-uji penerbangan berikutnya mereka kembali mendulang sukses, maka Copenhagen Suborbitals mengharap dapat melakukan penerbangan berawak pada tahun 2013. (Sumber: National Geographic News)

Supernova Paling Terang Ditemukan



Supernova Paling Terang Ditemukan
Dimitri Castrique/stock.xchng
 
Studi terbaru astronom mengungkap supernova baru yang pada saat ledakan bersinar hingga sepuluh kali lebih cemerlang daripada supernova pada umumnya. Studi tersebut akan dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Ledakan supernova terjadi jika suatu bintang dengan massa setidaknya sepuluh kali massa Matahari mencapai akhir masa kehidupannya. Ketika itu, sang bintang yang sekarat melepaskan materi radioaktif berupa gas-gas panas hingga menghasilkan ledakan cahaya terang.

Robert Quimby, peneliti perbintangan di California Institute of Technology, Pasadena, mengatakan bahwa dalam ratusan tahun fenomena supernova diamati, belum pernah ada tipe seperti satu ini. "Kami kira kami sudah melihat segalanya, sehingga temuan ini sangat tidak terduga," ujar Quimby yang dengan timnya melakukan pengamatan ini dengan teleskop Samuel Oschin di California's Palomar Observatory.

Ia mencatat, supernova dapat mengubah evolusi dari galaksi itu sendiri. Sebab supernova mampu meniupkan gas dari galaksi asalnya serta menambahkan muatan untuk mengisi ruang antara tata bintang di galaksi dengan elemen yang lebih berat. "Berarti generasi bintang-bintang berikutnya bisa jadi berbeda secar susunan," simpulnya. (Sumber: National Geographic News)

Kamis, 02 Juni 2011

Matahari, Bintang Terbaik Yang Kita Miliki

Matahari kita adalah sebuah bintang, yaitu bola gas panas raksasa yang mengeluarkan energi dan cahaya. Ukurannya begitu besar dibandingkan dengan Bumi dan planet-planet lainnya. Namun sebenarnya, Matahari termasuk bintang yang ukurannya biasa saja. Masih banyak bintang lain yang berukuran jauh lebih besar ataupun jauh lebih kecil darinya. Tetapi tetap saja Matahari adalah satu bintang yang sangat istimewa bagi manusia, Bumi, dan tata surya kita.
Matahari memiliki diameter 1,4 juta km dan massa 1,9 x 10^30 kg. Di galaksi Bimasakti, ukuran sebesar ini termasuk dalam 10% yang terbesar. Jauh lebih banyak bintang dengan ukuran dan massa yang lebih kecil (yang terbanyak adalah bintang dengan massa setengah massa Matahari).
Matahari (Sumber: wikipedia)
Matahari (Sumber: wikipedia)
Matahari adalah bintang deret utama dengan kelas G2. Materi penyusunnya adalah hidrogen sebanyak 70%, helium 28%, dan sisanya unsur berat lain. Permukaannya (fotosfer) bersuhu 5.800 K, sedangkan di bagian pusat suhunya mencapai 15 juta K. Cahaya Matahari yang berwarna putih kekuningan yang bisa kita lihat berasal dari lapisan fotosfer. Di lapisan ini terdapat banyak kejadian menarik, di antaranya adalah bintik Matahari, granulasi, prominensa, dan filamen. Di bagian luar terdapat atmosfer yang disebut korona. Bagian ini memiliki temperatur 5 juta K. Karena terangnya fotosfer, kita tidak dapat mengamati korona kecuali ketika terjadi gerhana Matahari total.
Sebagai sebuah bintang, Matahari memiliki pabrik pembangkit energi yang sangat aktif di bagian pusatnya. Di bagian yang kerapatannya sangat tinggi ini (150 kali kerapatan air), atom-atom hidrogen bereaksi membentuk helium dalam serangkaian reaksi. Reaksi penggabungan (fusi) ini menghasilkan energi yang sangat besar, yaitu 386 miliar miliar juta watt. Setiap detiknya, sebanyak 700 juta ton hidrogen diubah menjadi 695 juta ton helium dan 5 juta ton energi dalam bentuk sinar gamma.
Korona Matahari terlihat ketika gerhana Matahari total (Sumber: wikipedia)
Korona Matahari terlihat ketika gerhana Matahari total (Sumber: wikipedia)
Bintik Matahari adalah suatu area gelap di fotosfer yang suhunya lebih rendah relatif terhadap sekitarnya (3800 K berbanding 5800 K). Keberadaannya bergantung pada aktivitas medan magnet di Matahari. Dan jumlahnya akan meningkat atau menurun secara periodik, setiap 11 tahun sekali. Jika jumlahnya sangat banyak, maka kita sebut Matahari sedang berada dalam masa aktif. Diperkirakan puncak dari keaktifan Matahari yang berikutnya akan terjadi pada tahun 2013 nanti. Mungkin kita sering mendengar hal ini dari isu kiamat 2012. Namun tentu saja keduanya tidak ada berkaitan.
Diagram penampang Matahari (Sumber: wikipedia)
Diagram penampang Matahari (Sumber: wikipedia)
Sebagaimana manusia, bintang juga lahir, tumbuh besar, lalu mati. Semakin besar massa sebuah bintang, maka kala hidupnya semakin singkat dan sebaliknya. Usia Matahari saat ini, atau sama dengan usia tata surya kita, adalah sekitar 4,57 milyar tahun. Diperkirakan Matahari masih akan terus seperti sekarang hingga 5 milyar tahun lagi. Setelah itu, Matahari akan memasuki fase raksasa merah (red giant). Disebut demikian karena ukurannya akan membesar hingga 250 kali lipat dan mungkin akan mencapai orbit Bumi (sejauh 150 juta km).
Diagram Evolusi Matahari (Sumber: wikipedia)
Diagram Evolusi Matahari (Sumber: wikipedia)
Evolusi seperti ini adalah hal yang biasa untuk bintang bermassa kecil dan menengah. Di akhir kehidupannya, Matahari tidak akan menjadi supernova dan lubang hitam karena evolusi tersebut hanya untuk bintang bermassa besar. Setelah tahap raksasa merah, kemudian Matahari akan melontarkan lapisan luarnya hingga membentuk planetary nebula. Bagian yang tersisa dari Matahari hanyalah intinya saja, yang disebut dengan bintang katai putih (white dwarf). Akhirnya ia akan mendingin secara perlahan hingga milyaran tahun.
Peran penting Matahari bagi masyarakat sudah tampak dari berbagai peradaban kuno. Di jaman Yunani kuno Matahari disebut dan dipuja sebagai dewa Helios. Sedangkan di jaman Romawi Matahari diperlakukan sama dengan sebutan Sol. Matahari juga berperan penting di tata surya kita. Massanya mencapai 99,86% dari massa total tata surya. Hal ini menunjukkan betapa Matahari sangat dominan. Ikatan gravitasinya membuat planet-planet dan benda lainnya di tata surya bergerak mengelilingi Matahari secara teratur. Dan Matahari pun mengajak seluruh tata surya untuk mengelilingi pusat galaksi Bimasakti dalam periode sekitar 220 juta tahun.
Cahaya yang dipancarkan Matahari sangat membantu kita dalam banyak hal. Selain memberikan panasnya di siang hari, informasi yang ada di dalam cahaya Matahari berperan besar dalam pengetahuan yang kita miliki sekarang tentang bintang-bintang di alam semesta. Dalam jarak yang tepat, cahayanya juga memberikan jaminan terhadap kebutuhan energi yang diperlukan dalam kehidupan di Bumi.
Spektrum Matahari juga berjasa dalam banyak hal. Dahulu, saat spektrum Matahari dipelajari pertama kali, manusia menemukan unsur helium. Unsur ini dinamakan demikian karena saat itu hanya ditemukan di Matahari. Dan dari spektrum inilah kita mengetahui bahwa Matahari dan bintang adalah benda yang sejenis.
Singkat kata, Matahari adalah benda percobaan terdekat bagi astronom di laboratorium alam semesta dalam meneliti bintang. Berbagai misi luar angkasa yang khusus meneliti Matahari telah dan akan diluncurkan demi mengenal Matahari lebih dekat, seperti Pioneer, Helios, SOHO, Genesis, Stereo, dan lain-lain.
Sejak tata surya terbentuk hingga sekarang, peran Matahari dalam mendukung kehidupan di Bumi sangatlah besar. Namun tidak selamanya akan berjalan begitu, karena dalam evolusinya Matahari akan memanas dan membesar. Saat itu, Matahari sudah tidak lagi mendukung kehidupan. Bahkan ia akan menelan dan menghancurkan Merkurius, Venus, dan kemudian Bumi. Akankah kehidupan di Bumi saat itu sudah berpindah ke planet lain? Atau mungkin ke planet di bintang lain, galaksi lain? Sebaiknya begitu, tetapi siapa yang tahu.

Evolusi Bintang

Seperti manusia, bintang juga mengalami perubahan tahap kehidupan. Sebutannya adalah evolusi. Mempelajari evolusi bintang sangat penting bagi manusia, terutama karena kehidupan kita bergantung pada matahari. Matahari sebagai bintang terdekat harus kita kenali sifat-sifatnya lebih jauh.
Dalam mempelajari evolusi bintang, kita tidak bisa mengikutinya sejak kelahiran sampai akhir evolusinya. Usia manusia tidak akan cukup untuk mengamati bintang yang memiliki usia hingga milyaran tahun. Jika demikian tentunya timbul pertanyaan, bagaimana kita bisa menyimpulkan tahap-tahap evolusi sebuah bintang?  
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan kembali menganalogikan bintang dengan manusia. Jumlah manusia di bumi dan bintang di angkasa sangat banyak dengan usia yang berbeda-beda. Kita bisa mengamati kondisi manusia dan bintang yang berada pada usia/tahapan evolusi yang berbeda-beda. Ditambah dengan pemodelan, akhirnya kita bisa menyusun teori evolusi bintang tanpa harus mengamati sebuah bintang sejak kelahiran hingga akhir evolusinya.
Kelahiran bintang
Bintang lahir dari sekumpulan awan gas dan debu yang kita sebut nebula. Ukuran awan ini sangat besar (diameternya mencapai puluhan SA) tetapi kerapatannya sangat rendah. Awal dari pembentukan bintang dimulai ketika ada gangguan gravitasi (misalnya, ada bintang meledak/supernova), maka partikel-partikel dalam nebula tersebut akan bergerak merapat dan memulai interaksi gravitasi di antara mereka setelah sebelumnya tetap dalam keadaan setimbang. Akibatnya, partikel saling bertumbukan dan temperatur naik.
Eagle Nebula, tempat kelahiran bintang (Sumber: Hubblesite)
Eagle Nebula, tempat kelahiran bintang (Sumber: Hubblesite)
Semakin banyak partikel yang merapat berarti semakin besar gaya gravitasinya dan semakin banyak lagi partikel yang ditarik. Pengerutan awan ini terus berlangsung hingga bagian intinya semakin panas. Panas tersebut dapat mendorong awan di sekitarnya. Hal ini memicu terjadinya proses pembentukan bintang di sekitarnya. Demikian seterusnya hingga terbentuk banyak bintang dalam sebuah awan besar. Maka tidaklah heran jika kita mengamati sekelompok bintang yang lahir pada waktu yang berdekatan di lokasi yang sama. Kelompok bintang inilah yang biasa kita sebut dengan gugus.
Akibat pengerutan oleh gravitasi, temperatur dan tekanan di dalam awan naik sehingga pengerutan melambat. Di tahap ini, bola gas yang terbentuk disebut dengan proto bintang. Apabila massanya kurang dari 0,1 massa Matahari, maka proses pengerutan akan terus terjadi hingga tekanan dari pusat bisa mengimbanginya. Pada saat tercapai kesetimbangan, temperatur di bagian pusat awan itu tidak cukup panas untuk dimulainya proses pembakaran hidrogen. Maksud dari pembakaran di sini adalah reaksi fusi atom hidrogen menjadi helium. Awan ini pun gagal menjadi bintang dan disebut dengan katai gelap.
Jika massanya lebih dari 0,1 massa Matahari, bagian pusat proto bintang memiliki temperatur yang cukup untuk memulai reaksi fusi saat dirinya setimbang. Reaksi ini akan terus terjadi hingga helium yang sudah terbentuk mencapai 10 – 20 % massa bintang. Setelah itu pembakaran akan terhenti, tekanan dari pusat menurun, dan bagian pusat ini runtuh dengan cepat. Akibatnya temperatur inti naik dan bagian luar bintang mengembang. Saat ini, bintang menjadi raksasa dan tahap pembakaran helium menjadi karbon pun dimulai. Di lapisan berikutnya, berlangsung pembakaran hidrogen menjadi helium. Setelah ini kembali akan kita lihat bahwa evolusi bintang sangat bergantung pada massa.
Untuk bintang bermassa kecil (0,1 – 0,5 massa Matahari), proses pembakaran hidrogen dan helium akan terus berlangsung sampai akhirnya bintang itu menjadi katai putih. Sedangkan pada bintang bermassa 0,5 – 6 massa Matahari, pembakaran karbon dimulai setelah helium di inti bintang habis. Proses ini tidaklah stabil, akibatnya bintang berdenyut. Bagian luar bintang mengembang dan mengerut secara periodik sebelum akhirnya terlontar membentuk planetary nebula. Bagian bintang yang tersisa akan mengerut dan membentuk bintang katai putih.
Berikutnya adalah bintang bermassa besar (lebih dari 6 massa Matahari). Di bintang ini pembakaran karbon berlanjut hingga terbentuk neon. Lalu neon pun mengalami fusi membentuk oksigen. Begitu seterusnya hingga secara berturut-turut terbentuk silikon, nikel, dan terakhir besi. Kita bisa lihat di diagram penampang bintang di bawah ini, bahwa reaksi fusi sebelumnya tetap terjadi di luar lapisan inti. Sehingga ada banyak lapisan reaksi fusi yang terbentuk ketika di bagian pusat bintang sedang terbentuk besi.
Lapisan-lapisan reaksi fusi (Sumber: Wikipedia)
Lapisan-lapisan reaksi fusi (Sumber: Wikipedia)
Evolusi Lanjut
Setelah reaksi yang membentuk besi terhenti, tidak ada proses pembakaran selanjutnya. Akibatnya, tekanan menurun dan bagian inti bintang memampat. Karena begitu padatnya, jarak antara neutroon dan elektron pun mengecil sehingga elektron bergabung dengan neutron dan proton. Peristiwa ini menghasilkan tekanan yang sangat besar dan mengakibatkan bagian luar bintang dilontarkan dengan cepat. Inilah yang disebut dengan supernova.
Apa yang terjadi setelah supernova bergantung pada massa bagian inti bintang yang tadi terbentuk. Apabila di bawah 5 massa Matahari (batas massa Schwarzchild), supernova menyisakan bintang neutron. Disebut demikian karena partikel dalam bintang ini hanya neutron. Bintang neutron biasanya terdeteksi sebagai pulsar (pulsating radio source, sumber gelombang radio yang berputar). Pulsar adalah bintang yang berputar dengan sangat cepat, periodenya hanya dalam orde detik. Putarannya itulah yang menyebabkan pulsasi pancaran gelombang radionya.
Diagram evolusi berbagai bintang (Sumber: Chandra Harvard)
Diagram evolusi berbagai bintang (Sumber: Chandra Harvard)
Di atas 5 massa Matahari, gaya gravitasi di inti bintang begitu besarnya sehingga dirinya runtuh dan kecepatan lepas partikelnya melebihi kecepatan cahaya. Objek seperti ini disebut dengan lubang hitam. Tidak ada objek yang sanggup lepas dari pengaruh gravitasinya, termasuk cahaya sekalipun. Makanya benda ini disebut lubang hitam, karena tidak memancarkan gelombang elektromagnetik. Satu-satunya cara untuk mendeteksi keberadaan lubang hitam adalah dari interaksi gravitasinya dengan benda-benda di sekitarnya. Pusat galaksi kita adalah salah satu lokasi ditemukannya lubang hitam. Kesimpulan ini diambil karena bintang-bintang di pusat galaksi bergerak dengan sangat cepat, dan kecepatannya itu hanya bisa ditimbulkan oleh gaya gravitasi yang sangat kuat, yaitu oleh sebuah lubang hitam.
Hingga saat ini, pengamatan terhadap bintang-bintang masih terus dilakukan. Teori evolusi bintang di atas bisa saja berubah kalau ada bukti-bukti baru. Tidak ada yang kekal dalam sains, dan tidak ada kebenaran mutlak. Apa yang menjadi kebenaran saat ini bisa saja terbantahkan di kemudian hari. Itulah uniknya sains: dinamis.